Beton Pervious: Aplikasi Tepat Guna dan Ramah lingkungan untuk Jalan Beban Sedang, Peparkiran, Sidewalk dan Taman di Indonesia

Di dunia konstruksi sipil modern, beton merupakan material yang paling poluler karena mudah dalam pengerjaan, awet dan memiliki kekuatan yang cukup untuk kebutuhan konstruksi (berat jenis beton= 2.400 kg/m3). Beton pada umumnya terbuat dari agregat kasar (kerikil), agregat halus (pasir), semen, air dan dapat ditambahkan zat aditif untuk mempengaruhi sifat beton. Pada perkembangannya, beton tidak hanya diaplikasikan pada bangunan saja, tetapi juga untuk perkerasan jalan, pedestrian, dan juga parkir kendaraan. Namun, beton konvensional memiliki koefisien aliran hampir mendekati satu, yang berarti bersifat impermeabel atau kedap air (tidak lalu air). Sehingga aplikasi beton konvensional untuk perkerasan jalan, pedestrian, dan tempat perparkiran akan menghambat air dari presipitasi meresap ke tanah, sehingga proses infiltrasi alami menjadi terhambat. Sementara itu disisi lain, data menunjukkan bahwa eksplorasi air tanah untuk pemenuhan kebutuhan akan air bersih semakin tidak terkendali. Ketidakseimbangan antara penggunaan dengan ketersediaan air tanah menyebabkan terjadinya defisit air dalam tanah yang pada gilirannya akan menurunkan permukaan tanah sampai pada masukknya air laut menggantikan air tanah. Intrusi air laut terjadi di beberapa kota di Indonesia. Bahkan di beberapa daerah di Jakarta penurunan permukaan tanah mencapai 15-25 cm pertahun, di Semarang mencapai 11 cm pertahun.  Pada saat yang sama, dengan semakin banyaknya bagian tanah terbuka yang tertutup beton menyebabkan naiknya jumlah aliran air permukaan saat hujan yang tidak dapat tertampung saluran air sehingga terjadilah banjir-banjir dadakan. Indonesia memiliki masalah serius dalam penanggulangan banjir yang setiap tahun terjadi di berbagai wilayah. Oleh karena itu, penggunaan beton dan material kedap air lain akan ikut andil dalam mengurangi resapan air ke dalam tanah, sehingga bersifat tidak ramah lingkungan.
            Data akurat dari World Resources Institute menyatakan ketersediaan air global perkapita menurun drastis dari 13.000 m3 pada 1970 menjadi 6.800 m3 pada 2004. Penurunan suplai air tersebut, dengan perhitungan akurat sesuai tren, diperkirakan hanya 4800 m3 pada 2025. Sedangkan suplai air dibawah 1.700 m3 menunjukkan suatu daerah dalam kondisi darurat air (water stressed). Beberapa kawasan di dunia menerima dibawah 1000 m3, yang berarti memiliki  masalah serius dalam produksi pangan dan perkembangan ekonomi. Tahun 2012, diperkirakan sekitar 2,3 miliar manusia tinggal di kawasan darurat air. Dipekirakan akan ada 3,5 miliar manusia yang kekurangan air pada 2025 atau sekitar 48% populasi dunia pada tahun 2025.
Segala daya dan upaya harus dilakukan untuk mengembalikan cadangan air dalam tanah ini seperti pembuatan sumur-sumur resapan dan peningkatan penggunaan previous concrete dalam pembuatan perkerasan jalan, baik untuk jalan kendaraan, pedestrian maupun tempat-tempat perparkiran.
Beton pervious merupakan salah satu material yang mendapatkan sertifikasi LEED (Leadership in the Energy and Environmental), sebuah rating dari USGBC (the United States Green Building Council), badan yang mengurusi masalah lingkungan di Amerika Serikat. Beton pervious memperoleh lima kategori: pembangunan berkelanjutan, efisiensi energi, pemilihan material, kualitas ramah lingkungan, dan penyimpan cadangan air bersih.
Beberapa keunggulan beton pervious, menurut Gajanan M. Sabnis, 2012, dalam hal keramahan lingkungan hidrologis antara lain:
-   Mereduksi beban polutan mengalir ke danau, kolam atau sungai.
-   Secara natural menyaring air hujan (stormwater).
- Penambahan air tanah secara signifikan di sekitar blok perkerasan yang terbuat dari beton pervious.
- Menjaga limpasan permukaan (run-off surface) hingga 25 %, sehingga sangat mengurangi kebutuhan alat-alat manajemen limpasan permukaan.

Beton pervious terbentuk dari campuran semen, agregat kasar, sedikit atau tanpa agregat halus, air dan dapat ditambahkan bahan aditif untuk mempengaruhi sifat beton. Tanpa atau dengan sedikit pasir, beton pervious akan menghasilkan kuat tekan yang lebih rendah dibandingkan beton konvensional, namun rongga udaranya menjadi lebih banyak. Beton pervious dibuat dengan pengawasan ketat agar dapat menghasilkan kerikil yang diselimuti semen sehingga memiliki daya rekat tinggi. Masa curing pada beton pervious selama 28 hari juga sangat menentukan kekuatan dan keawetan beton.
Syarat karakteritik fisik dan mekanik beton pervious (sumber: ACI522R):
-       Flow rate yang dihasilkan 2 sampai 18 galon/mnt/ft2 (81 sampai 730 L/mnt/m2)
-       Kecepatan aliran air minimal 0,135 cm/dtk
-       Rongga udara antara 18% sampai 35 %
-       Kuat tekan yang dihasilkan 400 sampai 4000 psi (2,8 sampai 28 MPa) pada usia beton 28 hari.


Gambar 1. Beton pervious mampu mengalirkan air. (sumber: ristek.go.id, 2009)

Untuk perkerasan jalan raya, beton pervious sebaiknya tidak digunakan untuk jalan dengan beban besar. Desain yang paling memungkinkan adalah untuk desain jalan perumahan, lahan peparkiran, sidewalk dan taman dengan kuat tekan rencana 15-20 MPa. 

Sedangkan untuk tebal lapis untuk jalan dengan beton pervious, American Concrete Institute memberikan contoh desain dengan tebal beton pervious 6 inchi, pondasi dasar 4 inchi dan tanah dasar setebal 26 inchi (gambar 2). Di samping jalan apabila perlu diberikan kerb. 
Gambar 2. Contoh desain lapis perkerasan jalan dengan beton pervious (sumber: American Concrete Institute, 2010)

Penerapan teknologi perkerasan jalan dengan beton pervious merupakan terapan yang dapat dilaksanakan di Indonesia. Alasannya, selain memang kebutuhan Indonesia akan pengelolaan SDA yang lebih baik, kebutuhan akan teknologi material ramah lingkungan memang akan menjadi suatu kebutuhan. Dengan desain jalan yang ramah lingkungan seperti ini, akan ada banyak manfaat tak ternilai bagi masa depan lingkungan.



PUSTAKA:
ACI Committee 522. 2010. Report on Pervious Concrete  - ACI 522R. Farmington Hills: American Concrete Institute.
Ashley, Erin. 2008. Using Pervious Concrete to Acvieve LEED Points. http://www.perviouspavement.org/benefits/leed.html. Diakses tanggal 20 September 2013.
Kompas Cyber Media. 2012. Tanah Surabaya Turun http://nasional.kompas.com/read/2012/07/27/0356231/twitter.com. Dialses tanggal 15 September 2013.
Sabnis, Gajanan M. 2012. Green Building with Concrete Sustainable Design and Construction. Boca Raton: Taylor & Francis Group.

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer