Utopia The Islamic State

"Perhatian Al-quran akan keadilan, persamaan, dan ilm (pengetahuan) tak kalah krusial dengan pemahaman Barat."

Akhir-akhir ini Islamic State in Iraq and Sham (ISIS) menjadi nama baru sebagai kelompok fundamentalisme yang mulai muncul pada 2010 -beberapa menyebut pada 2006-. pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi yang tidak terlalu dikenal publik tampil di YouTube pertama kali pada Juli lalu, menyampaikan kutbah Jumat berdurasi sekitar 30 menit. Materi yang disampaikan berupa seruan umat Islam di seluruh dunia untuk tunduk pada ISIS sebagai negara Khilafah.

ISIS kini memiliki wilayah di Irak dan Syam dengan luas mencapai 400.000 m2, yang berarti lebih luas dibandingkan Qatar, Uni Emirat Arab, dan Lebanon. Ada pelayanan publik seperti listrik, internet murah, air, komunikasi, sekolah, keamanan, pengadilan dan kebutuhan pangan untuk warga yang berada dalam kontrol wilayah ISIS. Disebut oleh intelijen Irak, ISIS memilki aset mencapai 2 miliar dolar AS, dan merupakan organisasi jihadi terkaya. Penghasilan tersebut diperoleh terutama dari perampokan bank dan pembajakan kilang minyak.


Cita Rasa Pemberontakan dan Review Etos Islam
Tren di dunia, terutama setelah renaisans dan perang dunia, pada umumnya sekulerisme, demokrasi dan kebangkitan atas nama bangsa dan nasional (bukan atas nama individu, dinasti atau agama tertentu) adalah kecenderungan global yang akan lebih diterima, dan agama dipandang tidak akan memiliki peran dominan. Tetapi pada tahun 1970-an, agama -yang diwakili kelompok fundamentalis- bangkit melawan superioritas sekuler. Kebanyakan kaum fundamentalis memiliki hidup yang penuh kekecewaan, ortodoks ketat, dan ritual esoteris. Tokoh utama dalam kelompok Zionis, pertempuran Protestan dan Katolik di Irlandia Utara, Revolusi Iran dan banyak kelompok Jihadi di Timur Tengah, adalah orang-orang yang mempelajarai agama lebih dari kebanyakan orang-orang sekuler. Tetapi, seperti kebanyakan kaum fundamentalis dalam setiap agama, mereka cenderung menentang toleransi beragama dan perdamaian. Mereka membunuh dan merusak rumah ibadah atas nama agama, sehingga yang "kudus" seolah terlibat dalam pergulatan. Di Revolusi Iran 1979, peristiwa 11/9, konflik Irlandia dan Arab Spring 2010, misalnya, kita selalu melihat semangat keagamaan seperti menjadi background utama dalam pemberontakan yang melibatkan pemusnahan nyawa orang.

Sebenarnya ada kesamaan semangat antara Islam dan etos Barat. Barat menyukai kebersihan, hadits bahkan berkata kebersihan adalah sebagian dari iman. Perhatian Al-quran akan keadilan, persamaan, dan ilm (pengetahuan) tak kalah krusial dengan pemahaman Barat. Bahkan Barat mempelajarinya dari orang Islam di Andalusia. Sayang sekali, ketika ilm bagi sebagian besar ulama hanya dianggap sebagai ilmu agama, bukan lagi ilmu umum, umat Islam mengalami kemerosotan. Orang Islam sebenarnya tinggal mempelajari kembali apa yang semula milik mereka.


Ekspansi ke Indonesia 
Di Jakarta, Malang dan Solo sudah ada dukungan untuk ISIS. Di Jakarta misalnya, dengan menempati gedung tertutup, ada sekitar 600 orang menyatakan,"berbaiat kepada Amirul Mukminin". Celakanya, baiat dilaksanakan dengan menyewa salah satu gedung di Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta -yang langsung dikonfirmasi oleh pihak Rektorat bahwa Universitas tetap pada Pancasila dan tidak terkait ISIS. 1 Agustus 2014, Pemerintah langsung menetapkan ISIS sebagai organisasi teror. Sedangkan bagi pemikir khilafah di Indonesia yang tidak terlibat dalam gerakan teror, tidak ditetapkan sebagai organisasi teror dan tetap diberikan kebebasan untuk berpikir dan berpendapat.

Ide khilafah ISIS -dengan menjadikan agama sebagai pengontrol kehidupan- yang meskipun sebenarnya bukan ide baru di Indonesia, adalah ide menggoda. Setiap khilafah senantiasa menjadi utopia bagi banyak kaum muslim. Masa lalu digambarkan sebagai masa terbaik umat, dan masa depan umat dalam kondisi sekuler diprediksi akan menjatuhkan umat dalam krisis iman menuju hari akhir. Seringkali dikaitkan pula dengan prediksi apokaliptis. Demokrasi dilabeli sistem setan, dan setiap penolak khilafah adalaha manusia kafir. Dengan membawa heroisme kudus (jihad) sebagai pemanis, orang-orang semakin kepincut. Sayang sekali, banyak tindakan mereka dengan menghalalkan kekerasan dalam menindas minoritas sebenarnya bertentangan dengan prinsip dasar Islam. Ultimatum sekitar 20.000 umat Kristen di desa Nineveh untuk memilih masuk Islam atau mati, pengekangan kelompok Syiah di Irak dan Suriah, misalnya, jelas bertentangan dengan Al-Baqarah ayat 256 dimana tertulis,"tidak ada paksaan dalam agama". Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Keagamaan RI tidak sepakat dengan ISIS sebab dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam, yang dalam pandangan mereka, tidak mengajarkan genosida dan pemaksaan dalam beragama. Dasarnya adalah kutipan terkenal Al-quran,"lakum dinukum waliyaddin (bagimu agamamu, dan bagiku agamaku)".



Begitulah fundamentalisme berjalan sebagai kekuatan. Mereka tidak akan mati dengan dibunuhnya pemimpin mereka, atau genosida kelompok fundamentalis. Bagi kita yang beragama, agama memang tidak akan menciptakan proyek-proyek pragmatis secara ajaib, tugas agama adalah memberikan makna pada setiap peradaban sehingga kita wajib beriman. Bagi banyak pengamat, ini adalah perang ideologi. Bagi kesatuan dan persatuan Indonesia, ini bisa menjadi salah satu ujian. Apabila kita mampu melewati fase ini, kita akan menjadi bangsa yang semakin bersatu.


Pustaka:
Amstrong, Karen. 2013. Berperang Demi Tuhan. Mizan
Wikipedia. 2014. Islamic State of Iraq and Sham.en.wikipedia.org/wiki/Islamic_State_of_Iraq_and_the_Levant. Diakses pada 5 Agustus 2014

Komentar

Postingan Populer