COME BACK HASHFI RAFID!
Latepost 24 April 2015
https://www.facebook.com/notes/yusufi-gushav/come-back-hashfi-rafid/1040804049266428?pnref=lhc
Si
bocah Klakah kembali ke susunan pengurus HMS, kali ini dia adalah pimpinan
tertinggi.
Tahun 2013, publik Teknik Sipil mungkin masih asing
dengan nama Hashfi Rafid Mutttaqin. Saat itu, dia masih terdaftar sebagai
Mahasiswa Semester 2 di Jurusan Teknik Sipil Universitas Jember. Potongan
rambutnya masih sangat pendek, tidak seperti sekarang. Badannya juga belum
segendut sekarang. Saat itu, dia dipercaya oleh Gerda Perkasa, Ketua HMS
(Himpunan Mahasiswa Sipil) Universitas Jember periode 2013-2014, untuk mengisi
posisi staf Divisi Bakat Minat Keterampilan Mahasiswa (BMKM), tepatnya di Sub-Divisi
Non Akademik.
Tahun itu, jasanya yang paling dikenang adalah pada saat
menjadi ketua Futsal Pekan Olahraga Sipil (POS) 2014, salah satu program kerja
utama di HMS yang sempat tidak diadakan pada beberapa periode sebelumnya. Bekal
utamanya saat itu adalah tim internal yang solid. Dalam pengamatan saya, proses
pendekatan Hashfi dalam membentuk tim solid itulah yang patut menjadi diacungi
jempol. Dia menggaet orang-orang produktif dalam panitia kegiatan ini. Item
pekerjaan dalam tim itu juga sangat detail dan beragam. Mulai dari menentukan venue, komentator pertandingan,
publikasi, patner sponsor, sampai melakukan penjadwalan –saat itu, hujan adalah
ancaman serius untuk game di lapangan
terbuka-. Iya memang, jika dicari kesalahan akan selalu ada saja, tapi
dosa-dosa kecil itu sangat bisa dimaklumi.
Hashfi saat menjadi Ketua POS 2013. (Courtesy: Panita POS)
Periode berikutnya, 2014-2015 dia masuk dalam susunan
pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknik di bawah pimpinan
Mahfud. Selama dua semester ini, saya seperti buta Hashfi. Tapi beberapa kali kita
bisa melihat partisipasnya di kegiatan yang diselenggarakan HMS. Jadi, note saya: dia tidak benar-benar
menghilang dari Sipil. Karena sudah di BEM, saya sempat mengansumsikan Hashfi
berada di zona nyaman dalam berorganisasi dan akan maju begitu saja sebagai
calon Presiden BEM 2015-2016. Tetapi tidak, ternyata Kholiq Abrori yang maju
sebagai calon PresBEM–dan kemudian terpilih menjadi Presiden BEM–. Nama Hashfi
kemudian menjadai salah satu dari tiga calon Ketua HMS 2015-2016. Pemilihan
Ketua HMS pada 6 April 2015 lalu ternyata memunculkan namanya sebagai Ketua HMS
2015-2016.
Menyongsong
Target
Ada lima garis besar program yang dicanangkan oleh Hashfi
sebelum dia terpilih:
- Coffee Break
- KIS
- Aliansi Suporter
- YCE Inofest
- Lolos KJI dan KBGI (Kompetisi Jembatan Indonesia dan Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia)
Saya secara pribadi merasa masih realistis dan tidak terlalu
muluk-muluk. Untuk mensukseskan
kelimanya, kekuatan internal di Kampus Sipil akan sangat berperan dominan.
Misalnya, -saya ingin menyorot yang secara kasat mata paling prestisius-, target
lolos babak penyisihan Liga Champions-nya Teknik Sipil Indonesia: KJI dan KBGI 2016.
Internal yang akan berbicara untuk kegiatan eksternal ini. Hashfi dan HMS
memberikan dukungan berupa diadakannya kegiatan penunjang. Pelatihan, diskusi
rutin, sampai suport teknis berupa intensif uang pengganti biaya cetak dan
kirim proposal adalah beberapa upaya yang bisa diberikan oleh Hashfi dan HMS. Dan,
tepat sekali, ini bukan hanya impian individu Hashfi seorang, tapi memang
impian internal kampus secara general. Program ini, hampir pasti bakal diamini
oleh Jurusan (dan semua dosen) maupun rekan-rekan mahasiswa Baja Beton.
Berkaca dari pengalaman sebelumnya, yang paling krusial
adalah pada penyusunan proposal. Pak Ketut Aswatama dan Pak Krisnamurti terang-terangan mengatakan: kita perlu memperbaiki kualitas proposal. Saya tidak ingin
menyalahkan siapa-siapa tentang (maaf) buruknya kualitas proposal kita sehingga
absen dalam, karena saya sendiri bersama tim, dua kali berupaya tetapi masih
gagal. Yang jelas, “keahlian” menulis proposal tidak diperoleh dengan sihir,
tetapi dengan latihan. Tidak ada yang besar dan jenius tanpa campuran kegilaan,
kata Aristoteles. Selain evaluasi dari pengalaman sebelumnya, kita akan melihat
se-“gila” apa Hashfi dan HMS Periode 2015-2016.
Jangan
Masalah Koordinasi (Lagi), Plis
Salah satu yang masalah internal pengurus yang paling
disoroti oleh Arif Fajri Hidayatullah –Ketua HMS periode sebelumnya– adalah
masalah garis koordinasi. Masalah ini juga menjadi salah satu faktor
dikeluarkannya surat peringatan pada beberapa pengurus untuk mengingatkan
–sekaligus menegaskan- bahwa masalah garis koordinasi jangan dianggap remeh.
Dalam pengambilan keputusan program kerja misalnya, koordinasi yang terjalin
semestinya dari staf divisi diselesaikan di internal divisi dahulu, tidak ujlug-ujlug langsung ke pimpinan di atas
divisi. Berkaca pada pengalaman zaman Arif Fajri, saya melihat adanya
kekhawatiran akan amburadulisme dalam
kepengurusan HMS jika tidak dirapikan.
Sebenarnya, memang ada beberapa tipe cara berkoordinasi
yang biasanya diterapkan oleh organisasi : fluid,
rigid atau semi. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan sendiri,
tergantung kondisi. Gaya semi dan fluid
memang beresiko menyebabkan kesalahpahaman antar pengurus dan tumpang tindih
tanggung jawab, tetapi akan bermanfaat pada saat tertentu, misalnya saat ada
kegiatan dadakan. Pekerjaan yang dilakukan dengan harus didasarkan pada
koordinasi. Bagi Hashfi (dan tim pengurus), mengkondisikan tim di internal
pengurus bisa dilakukan dengan kesepakatan bersama. Iya, seperti keluarga,
bukan tim kepengurusan monarki. Pada saat seperti apa harus fluid, pada saat seperti apa harus rigid.
Toh, tulisan ini hanya shop drawing, selanjutnya dua semester kita bersama eksekusi teknis
oleh Hashfi dan HMS yang akan bercerita. Lebih lagi, masalah tahunan seperti
koordinasi ini hanya segelintir tantangan, masih ada banyak lagi yang lebih greget dan tidak disigi disini.
Selamat berjuang,
Hashfi dan tim!
#BBHS !
Komentar
Posting Komentar